“Kangean Melawan”: Ratusan Warga Geruduk Kantor Kecamatan Arjasa Tolak Eksplorasi Migas
- Mohammad -
- 16 Jun, 2025
SUMENEP I MaduraNetwork.id - Suasana Kecamatan Arjasa, Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, berubah menjadi lautan massa pada Senin pagi. Ratusan warga dari berbagai elemen masyarakat tumpah ruah dalam aksi demonstrasi menolak rencana eksplorasi dan pertambangan minyak dan gas bumi (migas) oleh PT Kangean Energy Indonesia (KEI).
Sejak pukul 09.00 WIB, massa memadati area depan kantor
Kecamatan Arjasa. Dengan membawa spanduk dan poster bernada perlawanan, mereka
menyuarakan keresahan terhadap potensi kehancuran lingkungan dan marginalisasi
masyarakat lokal akibat aktivitas pertambangan migas yang selama ini dinilai
hanya menyisakan kerusakan.
Salah satu poster yang menarik perhatian berbunyi, “Biar
kecil, Kangean punya hati. Dan hati ini menolak dijadikan korban pandemi energi
yang tak pernah kami nikmati.”
Ilustrasi di dalamnya menggambarkan ironi antara
kerusakan alam yang ditanggung warga dan kemewahan yang dinikmati para elite
dari hasil eksploitasi sumber daya.
Koordinator aksi, Herman Arafat, menyuarakan
kemarahan warga terhadap proyek migas yang dianggap tidak berpihak pada
kepentingan rakyat.
“Kami bukan anti pembangunan, tapi kami menolak
ketika pembangunan itu membunuh laut kami, tanah kami, dan masa depan anak-anak
kami,” tegas Herman.
Ia juga menyoroti absennya para pejabat lokal dalam
menghadapi aspirasi masyarakat. “Pak Camat memang bukan pilihan rakyat, tapi
beliau digaji negara. Harusnya ada di tengah rakyat, bukan bersembunyi,” teriak
Herman yang disambut tepuk tangan dan sorakan massa.
Dalam orasinya, Herman menyebut pengabaian ini
sebagai bentuk kejahatan kolektif yang dilakukan dengan diam. Ia bahkan
menyindir anggota dewan yang dinilai tak mewakili suara rakyat Kangean.
“Kalau mereka tak mampu bersuara, biar rakyat yang
datang ke kantor dewan dan mencopot sendiri mandat mereka!” serunya lantang.
Aksi ini viral di media sosial dengan tagar seperti
#SaveKangean, #TolakSurveiSeismik, dan #TambangWajibHengkang. Para netizen
menyuarakan solidaritas terhadap perjuangan masyarakat Kangean yang dianggap
sebagai simbol perlawanan terhadap eksploitasi sumber daya alam yang tidak
adil.
Masyarakat mengaku kecewa karena survei seismik dan
rencana eksplorasi migas tidak pernah disosialisasikan secara terbuka. Kelompok
nelayan dan petani menjadi yang paling terdampak akibat potensi kerusakan
ekosistem laut yang menjadi sumber utama penghidupan mereka.
Massa aksi menyatakan bahwa gerakan mereka tidak
akan berhenti sampai pemerintah pusat mencabut seluruh rencana pertambangan
migas di wilayah Kangean.
“Kami akan terus berdiri. Ini tanah kami, laut
kami, dan hidup kami. Kami tidak akan diam,” pungkas Herman. (red)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *